Komisi X Prihatin Kondisi Perpustakaan Di Pandeglang
Komisi X DPR RI sangat memprihatinkan kondisi perpustakaan yang ada di Kabupaten Pandeglang. Perpustakaan di kabupaten ini sangat tidak memenuhi syarat disebut sebagai perpustakaan dengan sarana dan prasarana yang serba terbatas.
Hal ini terungkap saat Komisi X DPR melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Banten, Selasa (26/7) yang dipimpin Wakil Ketua Komisi X Rully Chairul Azwar.
Rully mengatakan, sangat ironis melihat kondisi perpustakaan yang ada di kabupaten Pandeglang yang jaraknya hanya beberapa jam dari ibu kota negara. Ruang perpustakaan tersebut sangat kecil dengan kapasitas hanya untuk 12 orang pengunjung saja.
“Bagaimana mungkin anak dapat cerdas kalau perpustakaannya saja seperti ini,” katanya. Padahal di beberapa negara maju, simbol dari kecerdasan suatu bangsa itu dapat dilihat dari seberapa hebatnya perpustakaan yang ada di negara itu.
Rully menambahkan, bangunan perpustakaan ini sudah tidak memenuhi syarat lagi dan sudah seharusnya dibuat bangunan baru yang lebih representatif. Selain itu, katanya, perlu ditambah koleksi buku-buku, sehingga perpustakaan ini lebih banyak diminati dan lebih mendorong minat baca bagi para pelajar.
Tentunya, tambah Rully, untuk dapat memiliki perpustakaan yang ideal diperlukan komitmen yang kuat dari Pemerintah Daerah. Dalam hal ini, Komisi X akan mendukung sepenuhnya untuk peningkatan perpustakaan yang ada di wilayah ini.
Kepala Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Pandeglang, Indah Dinarsiani mengatakan, perpustakaan di wilayahnya memang masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan perpustakaan lain di berbagai daerah.
Hal utama yang menjadi prioritas menurutnya, perlunya gedung perpustakaan yang lebih memenuhi syarat untuk dapat memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat. Selain itu, perlunya sarana dan prasarana yang lebih memadai.
Indah mengakui, perpustakaan yang ada di Pandeglang ini hanya memiliki kapasitas 12 orang, dengan ruangan yang sangat sempit dan tidak memenuhi syarat bagi pengunjung perpustakaan.
Selama ini, katanya, kendala yang dihadapi perpustakaan di wilayahnya adalah terbatasnya anggaran kabupaten, sarana dan prasarana yang masih perlu ditingkatkan dan kualitas sumber daya manusia perpustakaan yang masih perlu ditingkatkan.
Untuk itu, perlunya dukungan anggaran dari Pemeritah Pusat (APBN) guna membantu mewujudkan perpustakaan daerah yang sesuai dengan harapan masyarakat.
Indah menambahkan, saat ini perpustakaan Pandeglang hanya memiliki satu unit mobil perpustakaan keliling yang melayani delapan kecamatan. Tiap kecamatan mendapatkan kesempatan untuk didatangi perpustakaan keliling hanya dua minggu sekali.
Idealnya, kabupaten Pandeglang memiliki paling sedikit lima mobil perpustakaan keliling. Sehingga, kata Indah, jumlah tersebut akan proporsional melayani setiap kecamatan dalam waktu yang lebih sering.
Selain, sarana dan prasarana yang terbatas, Indah juga mengakui minat baca di daerah tersebut masih tergolong rendah. Namun pihaknya berupaya untuk meningkatkan minat baca melalui beberapa kegiatan yakni, lomba bercerita, bedah buku, pameran buku dan Pandeglang membaca.
Di sisi lain Indah mengatakan, dengan terbatasnya sarana dan prasarana ada prestasi yang membanggakan, perpustakaan Kabupaten Pandeglang memperoleh prestasi juara II lomba perpustakaan desa. (tt)